Saenong S.Pd (Guru Mate Matika SMA Muhammadiyah 7 Makassar) |
Matematika tidak ada habisnya diperbincangkan dari generasi ke generasi. Menjadi suatu penyelamat, pun sumber persoalan.
Dalam sehari-hari tak jarang ditemui, jika
seserang tidak mampu menghitung, dianggap tidak pintar dan lain sebagainya.
Sehingga berujung pada suatu kesimpulan, tidak bisa matematika maka tidak
pintar. Tanpa kemudian menggali sebab-musabab demikian. Konsepnya, sesuatu yang
kita tidak memiliki kemampuan di dalamnya maka akan dianggap susah, alasannya
karena ketidakmampuan tersebut melandasi bahwa hal-hal yang tidak mampu kita
lakukan sebagai kekurangan ataupun hal yang lebih. Sehingga jika kita melihat
sesuatu itu pada orang lain, maka Kembali ke konsep awal.
Waktu belajar yang tergolong minim, menjadi
kendala besar bagi siswa dewasa ini untuk memahami materi-materi pelajaran
matematika. Namun, tidak juga dipungkiri bahwa setiap orang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, tidak terkecuali terjadi pada siswa. Namun perlu diyakini
bahwa belajar yang cukup sangat berpengaruh terhadap pemahaman kita. Terlebih
lagi jika dilihat substansi matematika sendiri yang bersifat sistematis.
Adapun permasalahan kemampuan siswa
berdasarkan aspek kognitif yang dinilai seringkali belum mencapai standar yang
ditentukan, dapat diakibatkan waktu belajar yang kurang dan kehadiran siswa di
mata pelajaran Matematika yang mengakibatkan pengetahuan terhadap materinya
tidak sistematis, terlebih jika waktu belajar siswa hanya di sekolah saja. Pelajaran
matematika di jenjang Menengah Atas, rata-rata sekitar 4 jam pelajaran. Umumnya
siswa akan serius belajar sekitar 90 menit, apalagi jika waktu jam pelajaran
tersebut menjelang siang. Alasannya, memberikan energi positif dan kondisi yang
masih fresh.
Matematika merupakan
salah satu cabang ilmu eksak yang seringkali menjadi tolak ukur cerdas atau
tidaknya seseorang. Namun, pada hakikatnya setiap cabang ilmu memiliki
kesulitan tersendiri. Kerap kali matematika matematika sebagai ancaman jika
akan dipertemukan dengannya pada sebagian besar orang. Tanpa disadari bahwa
semakin kita menghindari sesuatu, maka hal tersebut akan dating di waktu
kemudian dengan tantangan yang terlihat lebih sulit, Kenapa? Padahal ia tak
pernah memberikan tekanan secara nyata taka berkata dan tak bergerak untuk
memberikan ancaman, melainkan pandangan terhadap sesuatu tersebut. Seperti
membuat sketsa di alam bawah sadar kita, kemudian diberikan dinilai menakutkan
yang perlu dihindari. Konsepnya, semakin dihindari, akan semakin menghampiri.
Belajar matematika, hal
yang paling mendasar perlu dipahami, yakni definisi yang dinarasikan. Hal ini
berlaku untuk cabang ilmu yang lain. Namun, pada matematika lebih menekankan
kegiatan dalam dunia penalaran (rasio), idea, dan proses. Harus tuntas persoalan
definisi, agar jelas dan memberikan pemahaman yang bermakna serta arah dari
persoalan dapat diatasi dengan pelan-pelan.
Aturan dan rumus juga
penting setelah definisi. Jika defenisi memberi gambaran yang abstrak dalam
pikiran, maka aturan dan rumus memberikan pahaman mengenai cara atau pola kerja
dari suatu pembahasan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa matematika
menekankan pada penalaran, idea, dan proses. Untuk itu, disajikan cara kerja
yang membantu dalam menalarkan, memunculkan ide, serta mempermudah dalam proses
penyelesaian suatu permasalahan yang diberikan sesuai dengan bentuk-bentuk
Aturan yang disajikan sebelumnya.
Selain definisi dan
aturan logis, latihan yang konsisten akan memberikan kemudahan demi kemudahan
kala diperhadapkan persoalan. Hal ini bertujuan untuk membiasakan diri dengan
hal-hal yang eksak. Bukan hanya itu, dengan pelan akan melatih diri melakukan
sesuatu secara tersutruktur, sewalaupun tidak serta merta diterapkan pada
kehidupan sehari-hari. Namun pada kondisi tertentu akan dapat saja terjadi,
disadari atau tidaknya hal tersebut.
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu
yang digunakan hampir semua ilmu pengetahuan yang memuat bilangan, fakta-fakta
kuantitatif, bentuk, ruang serta aturan-aturan yang mengikat. Di tingkat dasar
sampai menengah, sering mengalami kesulitan-kesulitan yang dihadapi disebabkan
oleh kurangnya pemahaman mengenai perintah. Kegagagalan-kegagalan pemahaman
tersebut dapat terjadi karena factor internal dan eksternal seperti yang
dijelaskan sebelumya.
0 Comments